Rabu, 11 April 2012

Ada Apa Wahai Hati?




Ada apa wahai hati?
kala lantunan nama-Nya tak lagi menggetarkan jiwa
merasa biasa bahkan mengabaikannya

Ada apa wahai hati?
kala ibadah tak lagi nikmat
menjadi sekedar ritual kebiasaan

Ada apa wahai hati?
kala merasa Allah begitu jauh
kala getar cinta itu perlahan menghilang

Ada apa wahai hati?
kala berkumpul bersama orang-orang sholih tak lagi menentramkan jiwa
bahkan merasa diri semakin hampa

Ada apa wahai hati?
ketika menuntut ilmu tak lagi bergairah
semangat lepas, motivasi hilang
dan semua begitu sulit dimengerti!

Ada apa wahai hati?
kala menghafal satu ayat saja begitu sulit
kala waktu senggang selalu terbuang

Ada apa wahai hati?
kala semangat perjuangan terus memudar
kapasitas diri tak kunjung bertambah


Ada apa wahai hati?
saat ikhlas seolah terampas
menjelma jadi bahagia akan pujian

Ada apa wahai hati?

Selasa, 10 April 2012

MISTERI KEGALAUAN MISTER KOMTI



Mister komti.  Begitu kami biasa memanggilnya. Sosok ramah bersahaja khas suku sunda tergambar jelas dalam dirinya. Namun beberapa hari ini air mukanya terlihat berbeda. Rona kegelisahan tergurat jelas di wajahnya. Seperti terdapat sesuatu yang berat menimpa atau sedang dipikirkannya.
“Besok malam ada syuro komti se-TPB. Antum hadir ya.”
“Oke. Insya Allah siap!” Katanya penuh semangat.
Teeeteeett! Nada dering pesan mengacaukan konsentrasinya saat kuliah PPKH. Dia segera membukanya.
Assalamu’alaikum…
Bagaimana kabar iman hari ini? Adik-adik 48 anggota IKMT diharapkan hadir pada silaturahim perdana pengurus baru IKMT hari ini pukul 15.45 di Kortan. Akan ada pemilihan Mas’ul1 dan mas’ulah2 serta pembagian divisi. Jazakumullah3.
Agenda baru berlomba mengisi setiap detik di hari-harinya Mister komti pun harus merevisi jadwalnya tiga kali bahkan bisa lebih dalam satu hari. Dengan semangat ala aktivis semua kegiatan diikutinya dengan penuh semangat dan keceriaan. Baginya, bermanfaat bagi orang lain adalah prinsip hidup yang harus senantiasa dipegang teguh. Seperti kata Rasulullah saw, “manusia yang paling baik adalah manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain.”
“Nanti jangan lupa teman-temannya dikasih tahu lusa ada kuliah pengganti.” Kata dosen kimia.
“Iya, Bu.” Katanya sambil menganggukkan kepala.
Diketiknyalah sederet kalimat berisi pemberitahuan tentang kuliah pengganti. Kemudian dia langsung mengirimnya ke 56 warga PO1.
@@@

Siang ini mister komti tak terlihat di kelas.  Batang hidungnya pun tak nampak sama sekali. Beberapa orang tentu merasakan ketiadaan dirinya, namun sisanya mungkin tak mempedulikannya.
“Mister komti gak masuk ya?”
“Iya kayaknya, tapi tadi pagi ada kok.”
“Kemana ya dia?”
“Sakit mungkin.”
Esoknya mister komti terlihat kembali. Keadaannya semakin mengkhawatirkan, tak ada lagi aura keramahan apalagi keceriaan di wajahnya.  Tentu kejanggalan itu menimbulkan sederetan pertanyaan bagi beberapa warga PO1 yang mempedulikannya. Kenapa mister komti jadi bermuram durja seperti itu? Apakah dia memiliki masalah yang berat? Apakah nilai ujiannya jelek gara-gara terlalu banyak amanah yang ia pegang?
“Kamu kenapa, mister komti? Tanya Zaenal, salah satu teman akrabnya.
“Gak apa-apa kok,” jawabnya dengan raut muka nyaris tanpa ekspresi.
“Tapi aku melihat ada sesuatu yang tak biasa darimu. Raut mukamu tak mampu menyembunyikan kejanggalan itu mister Komti. Ayolah, ceritakan apa yang membuatmu menjadi sejanggal ini.”
“Eee..mmm…nanti aku ceritakan. Tapi jangan disini ya. Terlalu banyak orang. Terima kasih atas perhatianmu, Sobat.”
“Oke, kembali kasih.”
@@@

Selepas kuliah Zaenal dan mister komti duduk-duduk di lobi asrama. Mereka terlihat tengah membicarakan sesuatu yang bersifat amniyah4.
“Kemarin siang kenapa gak masuk kuliah? Kamu sakit?”
“Ng..nggak kok. Aku sehat-sehat aja.”
“Lantas?”
“Kemarin siang aku nyuci baju Nal. Ternyata aku belum nyuci baju selama dua minggu. Baju bersihku hanya tersisa satu pasang! Jadi kemarin kucuci semuanya dan kukorbankan kuliahku demi berlangsungnya kehidupanku.”
Zaenal menahan tawa, “Terus, kenapa sampai sekarang mukamu masih masam seperti itu? Bukankah bajumu telah selesai kau cuci?”
“Iya, semuanya sudah tercuci.”
“Jadi, sebenarnya apa yang membuatmu gelisah?”
“Baju yang kemarin dicuci itu belum ada yang kering satu pun Nal! Kemarin sore hujan deras dan aku sedang silaturahim IKMT, jadi jemuranku tak terangkat karena teman sekamar pun sedang kuliah.”
@@@


Sabtu, 19 November 2011
00.00 WIB
Ruang imut A1/77
 

1. Ketua (laki-laki)
2. Ketua (perempuan)
3. Terima kasih (jamak)
4. rahasia